BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
MASALAH
Diantara berbagai disiplin ilmu sosial yang ada, Ilmu
Ekonomi Politik merupakan disiplin ilmu sosial yang paling tidak jelas ruang
lingkupnya. Ekonomi dan Politik adalah dua disiplin ilmu yang begitu berbeda,
dan penerapannya secara bersamaan merupakan polemik tersendiri dikalangan
sarjana-sarjana ilmu sosial. Lalu, sebetulnya apa Ekonomi Politik itu? Menurut
Marin Staniland dalam What is Political Economy? A study of Social Theory
and Underdevelopment (1985 dalam Deliarnov), adalah sebuah studi tentang
teori sosial dan keterbelakangan. Lebih lanjut, sebagai “mengacu pada masalah dasar dalam
teori sosial : hubungan antara politik dan ekonomi.
Menurut Caporaso dan Levin (1993 dalam Deliarnov), pada
awalnya Ekonomi dimaksudkan untuk memberikan saran mengenai pengelolaan
masalah-masalah ekonomi kepada para penyelenggara negara. Selanjutnya, Ekonomi
Politik oleh pakar-pakar Ekonomi Politik Baru lebih diartikan sebagai analisis
ekonomi terhadap proses politik.
Oleh karena cangkupannya yang abu-abu dan sangat luas,
oleh para ahli dilakukan pendekatan-pendekatan untuk mengetahui ranah analisis
Ekonomi Politik. Salah satunya dalam Teori Ekonomi Politik Baru adalah Teori
Pilihan Rasional.
Pada
dasarnya, dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap manusia selalu membutuhkan
orang lain. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia adalah
bagian dari sebuah masyarakat, dan tidak bisa dikatakan sebagai makhluk tunggal
atau individu. Karena dalam bermasyarakat diperlukan adanya interaksi untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing individu.
Interaksi
yang terjadi menjadi sebuah proses komunikasi untuk mencapai tujuan atau
kebutuhannya tersebut. Dalam proses itu terdapat unsur ganjaran, pengorbanan
dan keuntungan. Unsur-unsur ini muncul dalam teori pertukaran sosial (Social
Exchange Theory)
Teori
Pertukaran Sosial secara umum menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan
sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Pada
perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran sosial pun
membahas pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu
hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk mencapai keseimbangan
dalam hubungan tersebut.
1.2 TUJUAN PENULISAN
a.Mengenalkan
Teori Pilihan Rasional dalam studi Ekonomi Politik.
b.Untuk mengetahui definisi teori
pertukaran sosial menurut para ahli
c.untuk mengetahui game theory
d. Untuk mengetahui apa saja asumsi
dasar teori pertukaran sosial
e. Untuk mengetahui bagaimana contoh
penerapan teori pertukaran sosial
f. Untuk mengetahui apa saja
kelebihan dan kekurangan teori pertukaran sosial.
1.3 RUANG LINGKUP MASALAH
Masalah yang akan diuraikan mencakup :
a. Apa itu Teori
Pilihan Rasional?
b. landasan teori pilihan rasional
c. teori pilihan rasional coleman
d. Contoh Kasus teori pilihan rasional
e. apa itu game theory?
f. Definisi teori pertukaran sosial
menurut para ahli
g. Apa saja asumsi dasar teori
pertukaran sosial?
h. Bagaimana contoh penerapan teori pertukaran
sosial?
i.
Apa
kelebihan dan kekurangan teori pertukaran sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.aPENGERTIAN
TEORI PILIHAN RASIONAL
Pilihan rasional adalah teori ekonomi
Neo Klasik yang diterapkan pada sektor publik. Dia mencoba membangun jembatan
antar ekonomi mikro dan politik dengan melihat tindakan warga negara, politisi,
dan pelayan publik sebagai analogi terhadap kepentingan pribadi produsen dan
konsumen (Buchanan 1972).
Teori pilihan rasional (Rational Choice Theory) sering
pula disebut sebagai teori tindakan rasional (Rational Action Theory) Teori ini
pada awalnya berpengaruh kuat pada analisis-analisis ekonomi, tetapi kemudian
diadopsi pula oleh sosiologi, psikologi, dan ilmu politik bahkan ilmu
humaniora. Meskipun teori pilihan rasional ini awalnya berakar pada sosiologi
Max Weber, tetapi di dalam sosiologi populer sekitar tahun 1990-an, mulai masuk
ke dalam Asosiasi Sosiologi Amerika setelah munculnya penerbitan Jurnal
Rationality and Society pada tahun 1989 dan berdirinya Seksi Pilihan Rational
(Rational Choice Section) pada tahun 1994 di negara tersebut.
Dalam penggolongan Poloma (2000) Teori Pilihan Rasional
ada pada pespektif sosiologi naturalistik, yaitu bagian penggunaan matematika
dalam teori sosiologi; sedangkan di dalam penggolongan Haralambos dan Holborn
(2000: 1031-1079) tidak dimasukkan, baik pada perspektif struktural, tindakan
sosial maupun pada penyatuan pendekatan struktural dan tindakan sosial. Sumber
lain menyebutkan bahwa, teori pilihan rasional memang masuk ke dalam kelompok
teori sosiologi naturalistik. Akan tetapi, teori ini memiliki kesempatan dalam
sosiologi evaluatif, karena dapat digunakan untuk pengukuran pengambilan
kebijakan.
2.1.b TEORI PILIHAN RASIONAL COLEMAN
Coleman berpendapat bahwa sosiologi
harus memusatkan perhatian pada sistem sosial, tetapi fenomena makro tersebut
harus dijelaskan oleh factor-faktor internal kepada mereka, secara prototipikal
individual. Dia menyukai bekerja di tingkat ini karena beberapa alasan,
termasuk fakta bahwa data biasanya dikumpulkan pada tingkat individu dan
kemudian dikumpulkan atau disusun untuk menghasilkan tingkat system itu. Di
antara alasan-alasan lain untuk mendukung fokus pada tingkat individu adalah
bahwa ini adalah tempat dimana "intervensi" biasa dilakukan untuk
menciptakan perubahan-perubahan sosial. Sebagaimana akan kita lihat, pusat dari
perspektif Coleman adalah gagasan bahwa teori sosial tidak hanya merupakan
latihan akademis tetapi harus mempengaruhi dunia sosial melalui
"intervensi" semacam itu.
Mengingat fokus pada individu, Coleman
mengakui bahwa ia adalah seorang individualismetodologis, meskipun ia melihat
perspektif tertentu sebagai varian "khusus" dari orientasi itu.
Pandangannya adalah khusus dalam arti bahwa ia menerima ide kemunculan dan
bahwa meskipun berfokus pada factor-faktor internal pada system itu,
faktor-faktor tersebut belum tentu tindakan dan orientasi individu.
Sebagai ahli teori pilihan rasional, Coleman memulai dengan individu dan gagasan bahwa semua hak dan sumber daya ada pada tingkat ini. Kepentingan individu menentukan jalannya peristiwa. Namun, hal ini tidak benar, terutama dalam masyarakat modern, dimana "sebagian besar hak-hak dan sumber daya, dan oleh karena itu kedaulatan, mungkin berada di aktor korporasi". (Coleman, 1990:531). Dalam aktor perusahaan dunia modern telah mengambil kepentingan yang meningkat. Aktor korporasi dapat bertindak kepada manfaat atau kerugian individu.
2.1.c.
LANDASAN TEORI PILIHAN RASIONAL
Dasar untuk semua bentuk teori pilihan
rasional adalah asumsi bahwa fenomena sosial yang kompleks dapat dijelaskan
dalam kerangka dasar tindakan individu di mana mereka tersusun. Sudut pandang
ini, yang disebut metodologi individualisme, menyatakan bahwa:'Unit elementer
kehidupan sosial adalah tindakan individu. Untuk menjelaskan lembaga sosial dan
perubahan sosial adalah untuk menunjukkan bagaimana mereka timbul sebagai akibat
dari aksi dan interaksi individu.
Teori-teori ekonomi telah prihatin dengan cara-cara
produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa adalah uang yang
diselenggarakan melalui mekanisme pasar, teori pilihan rasional berpendapat
bahwa prinsip-prinsip umum yang sama dapat digunakan untuk memahami interaksi
di mana sumber daya seperti waktu, informasi, persetujuan, dan prestise yang
terlibat.
Dalam teori pilihan rasional, individu didorong oleh
keinginan atau tujuan yang mengungkapkan 'preferensi'. Mereka bertindak dengan
spesifik, mengingat kendala dan atas dasar informasi yang mereka miliki tentang
kondisi di mana mereka bertindak. Paling sederhana, hubungan antara preferensi
dan kendala dapat dilihat dalam istilah-istilah teknis yang murni dari hubungan
dari sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Karena tidak mungkin bagi individu
untuk mencapai semua dari berbagai hal-hal yang mereka inginkan, mereka juga
harus membuat pilihan dalam kaitannya dengan tujuan mereka berdua dan sarana
untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Teori pilihan rasional berpendapat bahwa
individu harus mengantisipasi hasil alternatif tindakan dan menghitung bahwa
yang terbaik untuk mereka. Rasional individu memilih alternatif yang akan
memberi mereka kepuasan terbesar.
Individualisme metodologis teori pilihan rasional membuat
mereka mulai keluar dari tindakan-tindakan individu dan untuk melihat semua
fenomena sosial lainnya untuk direduksi tindakan individu tersebut. Namun bagi
Homans, itu juga perlu untuk melihat tindakan individu sebagai reduksi
sebagai tanggapan psikologis. Posisi ini dibenarkan dengan alasan bahwa
prinsip-prinsip pilihan rasional dan pertukaran sosial hanyalah ekspresi dari
prinsip-prinsip dasar perilaku psikologi. Sementara banyak ahli teori pilihan
rasional lainnya telah menolak klaim ini dan Homans sendiri datang
menganggap kurang penting.
Teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor
dimana aktor dipandang sebagai menusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai
maksud artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk
mencapai tujuan tersebut, aktor pun dipandang mempunyai pilihan atau nilai
serta keperluan.
2.1.d. KRITIK TEORI PILIHAN RASIONAL
Meskipun keseimbangan yang tampak ini, paling tidak ada tiga kelemahan utama dalam
pendekatan Coleman. Pertama, dia menyelaraskan prioritas yang besar sekali
kepada issue mikro-ke-makro, dengan demikian memberikan sedikit perhatian pada
hubungan lainnya. Kedua, ia mengabaikan issue/masalah makro-makro. Akhirnya,
panah-panah lepasnya hanya masuk dalam satu arah, dengan kata lain, ia
mengabaikan hubungan dialektis antara dan di antara fenomena mikro dan makro.
Menggunakan pendekatan pilihan rasional-nya, Coleman menjelaskan serangkaian fenomena tingkat makro. Posisi dasarnya adalah bahwa para teoretikus perlu menjaga konsepsi aktor mereka agar tetap konstan dan bangkit dari citra variatif konstanta mikro dari fenomena tingkat makro. Dengan cara ini, perbedaan dalam fenomena makro bisa dilacak ke arah struktur yang berbeda dari hubungan di tingkat makro dan bukan kepada variasi pada tingkat mikro. norma-norma rasionalitas yang ideal tidak cocok dengan kehidupan sehari-hari dan norma-norma rasionalitas dan emosionalitas yang mengatur kegiatan aktual dari interaksi individu. Teori pilihan rasional telah membatasi kepentingan untuk teori sosial kontemporer. Skema kehidupan kelompoknya dan gambarnya atas manusia, tindakan, interaksi, diri, gender, emosionalitas, kekuatan, bahasa, ekonomi politik terhadap kehidupan sehari-hari, dan sejarah, adalah yang amat sempit dan benar-benar tidak memadai untuk tujuan interpretatif.
Sebagian besar yang beroperasi dari perspektif penafsiran yang luas akan menerima kritikkuatnya Denzin tentang teori pilihan rasional.
Akhirnya, walaupun banyak kritik lain dapat digambarkan, kita dapat menyebutkan argumen Smelser (1992) yang seperti perspektif teori lain, teori pilihan rasional telah merosot sebagai akibat dari evolusi internal atau tanggapan atas kritik eksternal. (Smelser, 1992:400).
Menggunakan pendekatan pilihan rasional-nya, Coleman menjelaskan serangkaian fenomena tingkat makro. Posisi dasarnya adalah bahwa para teoretikus perlu menjaga konsepsi aktor mereka agar tetap konstan dan bangkit dari citra variatif konstanta mikro dari fenomena tingkat makro. Dengan cara ini, perbedaan dalam fenomena makro bisa dilacak ke arah struktur yang berbeda dari hubungan di tingkat makro dan bukan kepada variasi pada tingkat mikro. norma-norma rasionalitas yang ideal tidak cocok dengan kehidupan sehari-hari dan norma-norma rasionalitas dan emosionalitas yang mengatur kegiatan aktual dari interaksi individu. Teori pilihan rasional telah membatasi kepentingan untuk teori sosial kontemporer. Skema kehidupan kelompoknya dan gambarnya atas manusia, tindakan, interaksi, diri, gender, emosionalitas, kekuatan, bahasa, ekonomi politik terhadap kehidupan sehari-hari, dan sejarah, adalah yang amat sempit dan benar-benar tidak memadai untuk tujuan interpretatif.
Sebagian besar yang beroperasi dari perspektif penafsiran yang luas akan menerima kritikkuatnya Denzin tentang teori pilihan rasional.
Akhirnya, walaupun banyak kritik lain dapat digambarkan, kita dapat menyebutkan argumen Smelser (1992) yang seperti perspektif teori lain, teori pilihan rasional telah merosot sebagai akibat dari evolusi internal atau tanggapan atas kritik eksternal. (Smelser, 1992:400).
2.1.e. CONTOH KASUS TEORI PILIHAN
RASIONAL
Misalnya dalam
menaikkan harga BBM di kala harga minyak dunia semakin melambung akibat adanya
ketegangan geo-politik antara Amerika dan Iran di teluk. Opsi kenaikan harga
BBM akan menyebabkan subsidi ikut naik sehingga memotong subsidi dianggap
sebagai pilihan rasional dalam menghadapi permasalahan naiknya harga minyak
dunia tersebut. Namun apakah rasionalitas tersebut kemudian tidak memperhatikan
dampak sosial yang lain? Bisa kita lihat, harga BBM yang masih direncanakan
akan naik per 1 April 2015 itu sudah
membawa ketidak-kondusifan dalam masyarakat. Banyak harga bahan pokok yang
sudah naik duluan bahkan di beberapa tempat harga BBM sengaja dinaikkan dengan
alasan kelangkaan. Berbagai kekacauan akibat demonstrasi massa penolakan
kenaikan harga BBM juga menjadi pemandangan yang akrab dilihat oleh masyarakat.
Sehingga akan menjadi sebuah tindakan yang tidak rasional apabila kebijakan
pemerintah tersebut masih menggunakan analogi kacamata kuda dalam merasionalkan
tindakannya.
Dengan demikian, dalam kaitannya
dengan rasionalitas tindakan pembuatan kebijakan publik, tidak semata-mata
didasarkan pada efisiensi anggaran semata. Sebagaimana dinyatakan di awal bahwa
kebijakan publik haruslah sampai pada akar permasalahan publik sehingga dapat
menjadi solusi. Memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya, dala kaitannya
dengan rasionalitas pemilihan tindakan tersebut harus memperhatikan berbagai
macam aspek dan bukan hanya tergantung pada kepentingan pribadi saja. Sebagai
contoh adalah opsi kenaikan harga BBM. Dari aspek ekonomi makro, kenaikan ini
akan mempertahankan anggaran dengan asumsi subsidi dikurangi atau tetap
sehingga tidak mengganggu alokasi anggaran yang lain. Namun demikian dampak
sosial yang terjadi, seperti halnya tindakan anarkis para demonstran, justru
akan semakin membuat cost yang semakin tinggi. Kenaikan harga
BBM yang diikuti dengan naiknya sejumlah kebutuhan publik akan menyebabkan daya
beli masyarakat menjadi rendah sehingga akan meyebabkan kemiskinan struktural
dimana-mana. Seharusnya kenaikan harga minyak dunia harus diimbangi dengan
naiknya subsidi. kenaikan subsidi bisa diambilkan dari pemotongan anggaran
tunjangan anggota dewan dan bukan dengan memotong anggaran yang dimiliki oleh
kementrian. Memotong anggaran kementrian sama halnya dengan membatasi ruang
gerak eksekutif dalam melaksanakan agenda pembangunan.Subsidi BBM adalah hal yang paling rasional apabila kita melihat
permasalahan bangsa ini. Dengan catatan bahwa yang dapat menikmati subsidi
tersebut adalah benar-benar rakyat yang tidak mampu. Pemberian BLT hanya akan
mendidik rakyat menjadi pasif dan tidak berkembang.
2.2.a PENGERTIAN GAME
THEORY
Menururt Dimiyati (1992), teori permainan (game theory) adalah bagian
dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatan keputusan pada saat ada
dua pihak atau lebih berada dalam kondisi persaingan atau konflik. Pihak-pihak
yang bersaing ini disumsikan bersifat rasional dan cerdas, artinya
masing-masing pihak akan melakukan strategi tindakan yang rasional untuk
memenangkan persaingan itu, dan masing-masing pihak juga mengetahui strategi
pihak lawannya. Selanjutnya pihak ini disebut pemain.Menurut Ayu (1996), game
theory merupakan suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi
persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Game theory
melibatkan dua atau lebih pengambil keputusan atau yang disebut pemain. Setiap
pemain dalam game theory mempunyai keinginan untuk menang.
Tujuan
teori ini adalah menganalisa proses pengambilan keputusan dari persaingan yang
berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih pemain/kepentingan. Kegunaan dari
teori permainan adalah metodologi yang disediakan untuk menstruktur dan
menganalisa masalah pemilihan strategi. Menggunakan teori permainan, maka
langkah pertama adalah menentukan secara explicit pemain, strategi yang
ada, dan juga menentukan preferensi serta reaksi dari setiap pemain.
Terdapat
dua jenis strategi permainan yang dapat digunakan pada game theory,
yaitu pure strategy (setiap pemain mempergunakan strategi tunggal) dan mixed
strategy (setiap pemain menggunakan campuran dari berbagai strategi yang
berbeda-beda). Pure strategy digunakan untuk jenis permainan yang hasil
optimalnya mempunyai saddle point (semacam titik keseimbangan antara
nilai permainan kedua pemain). Sedangkan mixed strategy digunakan
untuk mencari solusi optimal dari kasus game theory yang tidak mempunyai
saddle point.
2.2.b
UNSUR-UNSUR DASAR GAME THEORY
Ada beberapa unsur atau konsep dasar yang sangat penting dalam penyelesaian
setiap kasus dengan teori permainan. Berikut penjelassan selengkapnya :
a).Jumlah
Pemain
Permainan diklasifikasikan menurut
jumlah kepentingan atau tujuan yang ada dalam permainan tersebut. Dalam hal ini
perlu dipahami, bahwa pengertian “jumlah pemain” tidak selalu sama artinya
dengan “jumlah Orang” yang terlibat dalam permainan. jumlah pemain disini
berarti jumlah kelompok pemain berdasarkan masing-masing kepentingan atau
tujuannya. Dengan demikian dua orang atau lebih yang mempunyai kepentingan yang
sama dapat diperhitungkan sebagai satu kelompok pemain.
b).Ganjaran
/ Pay-off
Ganjaran / pay-off adalah hasil
akhir yang terjadi pada akhir permainan berkenaan dengan ganjaran ini, permainan
digolongkan menjadi 2 macam kategori, yaitu permainan jumlah-nol (zero-sum
games) dan permainan jumlah-bukan-nol (non-zero-sum games).
permainan jumlah-nol terjadi jika jumlah ganjaran dari seluruh pemain adalah
nol, yaitu dengan memperhitungkan setiap keuntungan sebagai bilangan positif
dan setiap kerugian sebagai bilangan negatif. Selain dari itu adalah permainan
jumlah – bukan-nol. Dalam permainan jumlah-nol setiap kemenangan bagi suatu
pihak pemain merupakan kekalahan bagi pihak pemain lain. letak arti penting
dari perbedaan kedua kategori permainan berdasarkan ganjaran ini adalah bahwa
permainan jumlah-nol adalah suatu sistem yang tertutup. Sedangkan permainan
jumlah-bukan-nol tidak demikian halnya. Hampir semua permainan pada dasarnya
merupakan permainan jumlah-nol. Berbagai situasi dapat dianalisis sebagai
permainan jumlah-nol.
c).
Strategi Permainan
Strategi permainan dalam teori permainan
adalah suatu siasat atau rencana tertentu dari seorang pemain, sebagai reaksi
atas aksi yang mungkin dilakukan oleh pemain yang menjadi saingannya. permainan
diklasifikasikan menurut jumlah strategi yang tersedia bagi masing-masing
pemain. Jika pemain pertama memiliki m kemungkinan strategi dan pemain kedua
memiliki n kemungkinan strategi, maka permainan tersebut dinamakan permainan m
x n. letak arti penting dari perbedaan jenis permainan berdasarkan jumlah
strategi ini adalah bahwa permainan dibedakan menjadi permainan berhingga dan
permainan tak berhingga. Permainan berhingga terjadi apabila jumlah terbesar
dari strategi yang dimiliki oleh setiap pemain berhingga atau tertentu,
sedangkan permainan tak berhingga terjadi jika setidak-tidaknya seorang pemain
memiliki jumlah strategi yang tak berhingga atau tidak tertentu.
d).
Matriks Permainan
Setiap permainan yang dianalisis dengan
teori permainan selalu dapat disajikan dalam bentuk sebuah matriks permainan.
matriks permainan disebut juga matriks ganjaran yaitu sebuah matriks yang semua
unsur berupa ganjaran dari para pemain yang terlibat dalam permainan tersebut.
Baris-barisnya melambangkan strategi –strategi yang dimiliki pemain pertama,
sedangkan kolom-kolomnya melambangkan strategi-strategi yang dimiliki pemain
lain. dengan demikian, permainan berstrategi mxn dilambangkan dengan matriks
permainan m x n . Teori permainan berasumsi bahwa strategi yang tersedia bagi
masing-masing pemain dapat dihitung dan ganjaran yang berkaitan dengannya dapat
dinyatakan dalam unit, meskipun tidak selalu harus dalam unit moneter. Hal ini
penting bagi penyelesaian permainan, yaitu untuk menentukan pilihan strategi
yang akan dijalankan oleh masing-masing pemain, dengan menganggap bahwa masing
masing pemain berusaha memaksimumkan keuntungannya yang minimum (maksimin) atau
meminimumkan kerugiannya yang maksimum (minimaks). Nilai dari suatu permainan
adalah ganjaran rata-rata / ganjaran yang diharapkan dari sepanjang rangkaian
permainan, dengan menganggap kedua pemain selalu berusaha memainkan strateginya
yang optimum. Secara konvensional, nilai permainan dilihat dari pihak pemain
yang strategistrateginya dilambangkan oleh baris-baris matriks ganjaran, dengan
kata lain dilihat dari sudut pandang pemain tertentu. pemain dikatakan adil (fair)
apabila nilainya nol, dimana takseorang pemain pun yang memperoleh keuntungan
atau kemenangan dalam permainan yang tidak adil (unfair) seorang pemain
akan memperoleh kemenangan atas pemain lain, yaitu jika nilai permainan
tersebut bukan nol, dalam hal ini nilai pemain adalah positif jika pemain
pertam (pemain baris) memperoleh kemenangan, sebaliknya nilai permainan negatif
jika pemain lain (pemain kolom) memperoleh kemenangan.
e).Titik
Pelana (Saddle Poin)
Titik pelana adalah suatu unsur didalam
matriks permainan yang sekaligus sebagai maksimin baris dan minimaks kolom.
permainan dikatakan bersaing ketat (Strictly determined) jika matriksnya
memiliki titik pelana. Strategi yang optimum bagi masing-masing pemain adalah
strategi pada baris dan kolom yang mengandung titik pelana tersebut. dalam hal
ini baris yang mengandung titik pelana merupakan strategi optimum bagi pemain
pertama, sedangkan kolom yang mengandung titik pelana merupakan strategi
optimum bagi pemain lain. Langkah pertama penyelesaian sebuah matriks permainan
adalah memeriksa ada atau tidaknya titik pelana. Bila terdapat titik pelana
permainan dapat segera dianalisis untuk diselesaikan. Untuk menentukan titik
pelana biasanya dilakukan dengan menuliskan nilai-nilai minimum dan Maksimum
masing-masing kolom, kemudian menentukan maksimun diantara minimum baris dan
minimum diantara maksimum kolom. jika unsur maksimum dari minimum baris sama
dengan unsur minimum dari maksimum kolom, atau jika maksimin = minimaks,
berarti unsur tersebut merupakan titik pelana.
Teori permainan dapat diterapkan dalam berbagai bidang,
meliputi kemiliteran, bisnis, social, ekonomi dan ekologi. Sebagai contoh pada
dunia bisnis, seorang direktur suatu perusahaan didalam memperkenalkan sebuah
produk baru berusaha mengetahui kemungkinan strategi paling baik atau suatu
kombinasi strategi untuk merebut market share yang lebih besar,
sementara saingannya juga mencoba meperkenalkan produk sejenis dengan strategi
yang berbeda dengan direktur pemasaran tersebut, antara lain: penurunan harga,
pemberian hadiah, peningkatan mutu produk, memilih media advertasi yang
efektif. Disinilah peranan teori permainan untuk menentukan strategi mana yang
akan diputuskan oleh dirktur pemasaran tersebut untuk merebut pasar. Persaingan
yang dicontohkan diatas dapat diidentifikasi untuk menjelaskan konsep teori
permainan yang terdiri dari beberapa unsur-unsur dasar, yaitu:
1.
Angka-angka dalam matriks pay-off, atau biasa disebut matriks permainan,
menunjukkan hasil-hasil (pay-off) dari strategi–strategi permainan yang
berbeda-beda, hasil-hasil ini dinyatakan dalam suatu bentuk ukuran efektifitas
seperti uang, persentase market share, atau utilitas.
2. Maximizing
player adalah pemain yang berada di baris dan yang memenangkan/memperoleh
keuntungan permainan, sedangkan minimizing player adalah pemain
yang berada di kolom dan yang menderita kekalahan / kerugian.
3.
Strategi permainan adalah rangkaian kegiatan atau rencana yang menyeluruh dari
seorang pemain, sebagai reaksi atas perilaku pesaingnya. Dalam hal ini,
strategi atau rencana tidak dapat dirusak oleh pesaing lainya.
4.
Aturan-aturan permainan adalah pola dimana para pemain memilih strategi.
5. Nilai
permainan adalah hasil pay-off yang diperkirakan oleh pemain sepanjang
rangkaian permainan dimana masing-masing pemain menggunakan strategi
terbaiknya. Permainan dikatakan adil apabila nilai permainan sama dengan nol
dan sebaliknya.
6.
Dominan adalah kondisi dimana pemain dengan setiap pay-offnya dalam
strategi superior terhadap setiap pay-off yang berhubungan dalam suatu
strategi alternative. Aturan dominan digunakan untuk mengurangi ukuran matriks pay-off
dan upaya perhitungan.
7.
Strategi optimal adalah kondisi dimana dalam rangkaian kegiatan permainan
seorang pemain berada dalam posisi yang paling menguntungkan tanpa menghiraukan
kondisi pesaingnya.
8. Tujuan
dari model adalah mengidentifikasi strategi atau rencana optimal untuk setiap
pemain.
2.3.a Definisi Teori Pertukaran
Sosial
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang
menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan,
dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia
memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri
manusia tersebut terhadap:
1. Keseimbangan antara apa yang di berikan ke
dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
2.
Jenis hubungan yang dilakukan.
3.
Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
2.3.bTeori Pertukaran Sosial Menurut
Peter M. Blau
Blau
mengatakan tidak semua perilaku manusia dibimbing oleh pertukaran sosial,
tetapi dia berpendapat kebanyakan memang demikian. Social Exchange yang
dimaksudkan dalam teori Blau ialah terbatas pada tindakan-tindakan yang tergantung
pada reaksi-reaksi penghargaan dari orang lain dan berhenti apabila
reaksi-reaksi yang diharapkan itu tidak kunjung muncul.
2.3.c Asumsi Dasar Teori Pertukaran
Sosial
Asumsi-asumsi dasar teori ini berasal dari sifat dasar
manusia dan sifat dasar hubungan. Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori
pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sebagai berikut :
1.
Manusia mencapai penghargaan dan menghindari hukuman.
Pemikiran
bahwa manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman sesuai dengan
konseptualisasi dari pengurangan dorongan (Roloff, 1981). Pendekatan ini
berpendapatan bahwa perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan
internal. Ketika orang,merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk
menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangkan.
2.Manusia
adalah makhluk rasional.
Bahwa
manusia adalah makhluk rasional merupakan asumsi yang penting bagi teori
pertukaran sosial.
3.Standar
yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan
bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya.
Asumsi
ketiga, menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya
keanekaragaman. Tak ada satu standar yang dapat digunakan pada semua orang
untuk menentukan apa pengorbanan dan penghargaan itu.
Asumsi-asumsi
yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari suatu
hubungan :
1.
Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan
Dalam
suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu tindakan, baik
partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena
akibat.
2.
Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses
Pentingnya
waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu
mempengaruhi pertukaran karena penglaman-pengalaman masa lalu menuntun
penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi
pertukaran-pertukaran selanjutnya.
2.3.d Penerapan Teori Pertukaran
Sosial
Di suatu daerah ada dua buah kampung, kita sebut saja kampung
A dan kampung B. pada suatu hari kampung A mengundang kampung B untuk melakukan
kerja bakti atau gotong royong ke kampung A, dengan senang hati kampung B
menerima tawaran tersebut dan mengunjungi kampung A untuk melakukan gotong
royong meskipun sebenrnya kampung B memiliki kesibukan tersendiri di
kampungnya, namun mereka rela meluangkan waktu mereka dan menunda kesibukan
yang mereka miliki untuk menerima ajakan dari kampung A tersebut karna kampung
B merasa menghargai ajakan dari kampung A. Dalam hal ini kampung B sudah
melakukan suatu pengorbanan terhadap kampung A. Dan di suatu hari, kampung B
pun ingin mengajak/mengundang kampung A untuk melakukan kerja bakti juga, namun
sebaliknya yang terjadi, kampung A malah mengabaikan ajakan/undangan kampung B
untuk melakukan kerja bakti tersebut hanya karna alasan kampung A memiliki
kesibukan dikampungnya. Maka, dalam hal ini belum tejadi suatu proses
pertukaran sosial karena kampung A belum bisa memberikan suatu reward atau
penhgargaan kepada kampung B sebagaimana apa yang telah dilakukan kampung B
terhadap kampung A.
Tetapi
apabila kampung A menerima ajakan dari kampung B dan melakukan apa yang telah
dilakukan kampung B maka dalam hal ini telah terjadi suatu proses pertukaran,
karna tidak ada pihak yang merasa berat sebelah baik itu dari kampung A maupun
kampung B.
2.3.e Kelebihan dan Kekurangan Teori
Pertukaran Sosial
- Kelebihan
Akan
menimbulkan suatu keadilan dalam masyarakat, takkan ada yang merasa berat
sebelah jika teori ini diterapkan karena teori ini membahas tentang bagaimana
suatu hubungan sosial masyarakat bisa menyeimbangkan antara pengorbanan dan
keuntungan yang didapatkan dari pihak lain.
Disamping
itu juga jika menerapkan teori ini maka hubungan dalam suatu masyarakat sosial
ataupun individu akan tetap terjaga dan tidak akan ada yang merasa dirugikan.
-
Kekurangan
Apabila
seseorang menerapkan teori ini maka dikala seseorang tersebut memberikan atau
melakukan sesuatu kepada orang lain maka penerima tersebut akan merasa risih
menerima pemberian atau jasa yang telah dilakukan untuknya karna merasa apa
yang telah dilakukan atau diberikan akan harus dibalas dengan yang demikian
pula, sedangkan belum tentu si penerima mampu membalas apa yang telah dilakukan
pemberi kepadanya. Disamping itu juga teori ini bisa saja membuat kita menjadi
orang yang tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu untuk seseorang karena terbiasa
mengharapkan balasan atas apa yang telah dilakukan terhadap orang lain.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Teori pilihan rasional adalah
sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana memilih tindakan yang dapat
memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka
atau dengan kata lain memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir biaya.
Meskipun teori ini berakar pada ilmu ekonomi, namun dalam perkembangannya teori
ini dapat digunakan untuk mejelaskan fenomena yang terjadi pada berbagai macam
disiplin ilmu termasuk di dalamnya bagaimana menjelaskan sebuah pilihan
tindakan yang dilakukan oleh birokrasi dalm perumusan kebijakan publik.
Birokrasi yang baik adalah
birokrasi yang mampu menghadirkan kemanfaatan bagi publik melalui
kebijakan-kebijakan publik yang unggul. Sehingga rasionalitas pola pikir
manajer tertinggi dalam sebuah birokrasi akan sangat menentukan ragam kebijakan
yang dihasilkannya. Dan yang terpenting adalah bahwa setiap pilihan rasional
yang diambil bukan hanya semata-mata dihadapkan pada pemenuhan kepentingan
pribadi semata tetapi juga harus mampu mencakup semua aspek-aspek strategis
yang menentukan kemajuan atau kemunduran dari sebuah sistem publik. Dengan
demikian pilihan rasional dari sebuah pemilihan tindakan birokrasi akan sangat
ditentukan oleh rasionalitas seperti apa yang dimiliki oleh pimpinan birokrasi
tersebut.
Game
theory
melibatkan dua atau lebih pengambil keputusan atau yang disebut pemain. Setiap
pemain dalam game theory mempunyai keinginan untuk menang.
Tujuan
teori ini adalah menganalisa proses pengambilan keputusan dari persaingan yang
berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih pemain/kepentingan. Kegunaan dari
teori permainan adalah metodologi yang disediakan untuk menstruktur dan
menganalisa masalah pemilihan strategi. Menggunakan teori permainan, maka
langkah pertama adalah menentukan secara explicit pemain, strategi yang
ada, dan juga menentukan preferensi serta reaksi dari setiap pemain.
Asumsi
dasar teori pertukaran sosial adalah hubungan memiliki sifat saling
ketergantungan dan kehidupan berhubungan adalah sebuah proses. Teori pertukaran
sosial ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.
Seseorang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga munculempat
konsep pokok dalam teori ini, yaitu ganjaran, biaya, laba atau hasil dan
tingkatan perbandingan.